Monday, April 18, 2016

Standar Euro4 Jadi Pekerjaan Rumah Gaikindo

Standar Euro4 Jadi Pekerjaan Rumah GaikindoJakarta - Salah satu pekerjaan rumah yang harus dikerjakan oleh pengurus baru Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) periode 2016-2019 yakni soal standar emisi Euro4. Penerapan tersebut dikatakan pihak Gaikindo butuh sejumlah persiapan.

Gaikindo sebagai mitra pemerintah yang mewadahi para pelaku industri otomotif di Indonesia memiliki peran terkait penerapan standar emisi tersebut. Sekretaris Jenderal Gaikindo, Kukuh Kumara mengatakan untuk penerapan standar Euro4 butuh koordinasi dari berbagai pihak.

Selain itu, ketersediaan bahan bakar dengan standar emisi tersebut juga perlu disiapkan agar kebijakan berjalan dengan lancar.

"Di global sudah Euro6 sampai Euro7. Negara tetangga juga sudah Euro4. Sementara kita masih di Euro2 sampai sekarang. Kita senang saja kalau kebijakan bahwa ada implementasi Euro4. Tapi kan ada infrastruktur pendukung dalam hal ini bahan bakar. Kita juga harus menghitung kapan stok Euro2 habis. Koordinasi banyak pihak, bukan hanya Gaikindo saja," jelas Kukuh kepada detikOto.

Kukuh menambahkan pihak Gaikindo telah memberi masukan kepada pemerintah terkait standar Euro4.

Apalagi melihat Indonesia merupakan pasar yang potensial dalam industri otomotif global, penerapan standar emisi tersebut akan berpengaruh pada penjualan ekspor yang lebih meluas.

"Kita jadi mitra strategi pemerintah. Kita memberi masukan. Kenapa sih ingin Euro4. Kita punya keunggulan di Indonesia yaitu pasar kita besar, 250 juta orang. Tapi kan tidak bisa di situ kalau ingin lebih. Di samping pasar lokal bagus, kalau bisa kita juga ekspor ke luar. Ekspor harus memenuhi standar dan persyaratan mereka," paparnya.

Untuk penerapan Euro4, dijelaskan lebih lanjut oleh Kukuh ditargetkan pada 2020 mendatang. Hal itu melihat kesiapan dari Pertamina sebagai penyedia bahan bakar untuk Euro4.

Sementara sejumlah Agen Pemegang Merek (APM) mengaku sudah siap untuk menyediakan kendaraan dengan standar tersebut.

"Tahun 2018 terlalu cepat untuk Euro4. Butuh 4 tahun kesiapan dari Pertamina. Kalau anggaran ada dan jalan, lead time 4 tahun. Jadi baru bisa diaplikasikan 2020. Nah, saat diaplikasikan perlu dilihat lagi dunia ini sudah bergerak ke mana. Sekarang saja di Eropa sudah Euro7," tutupnya.
(nkn/rgr)

0 comments:

Post a Comment