Monday, April 15, 2013

'Gas adalah Bahan Bakar Masa Depan'

Moskow - Bagi banyak kalangan, gas bisa dianggap sebagai alternatif paling masuk akal untuk menggantikan ketergantungan terhadap BBM. Rusia pun menyadari hal itu.

Gazprom yang merupakan perusahaan negara yang dikenal menyalurkan pemanas ke rumah di Rusia dan pabrik di Eropa berani bertaruh kalau gas adalah masa depan bagi industri mobil. Terlebih, harga gas lebih murah dibanding minyak dan Rusia merupakan pemilik kedua terbesar cadangan gas dunia, dibawa Amerika Serikat.

Perbedaan harga antara 1 galon BBM dengan gas setara 1 galon pun pun cukup mencolok yakni mencapai US$ 2 atau Rp 18 ribu. Karena itulah tidak mengherankan bila banyak warga Rusia melakukan konversi sendiri mobil mereka dari BBM ke gas.

Terlebih, di pasaran sudah banyak konverter yang dijual, bahkan di bengkel pinggir jalan dengan harga hanya sekitar US$ 1.000 atau sekitar Rp 9,6 jutaan saja.

Namun, sama seperti negara lain, masalah terbesar konversi BBM ke gas di Rusia adalah masalah pengisian bahan bakar. Sebab di sana hanya ada 267 stasiun pengisian gas untuk melayani 86.000 kendaraan.

"Gazprom menganggap pengembangan pasar bahan bakar gas alam sebagai bisnis inti yang menguntungkan. Perusahaan ini berencana untuk mendirikan sebuah pasar gas alam yang luas atas dasar ini," kata Gazprom dalam sebuah pernyataan seperti detikOto kutip dari New York Times, Senin (15/4/2013).

Salah satu upaya promosi yang hendak digalang oleh Gazprom adalah kenyataan kalau gas lebih irit dibanding bensin atau diesel. Begitu pula bila berbicara mengenai emisi, gas lebih ramah lingkungan.

"Masalah pertama adalah bahwa orang takut mobil mereka akan meledak," kata Gazprom.

Ketakutan yang menyerupai ketakutan orang Indonesia itu terjadi karena gas disimpan dalam tangki yang bertekanan tinggi. Untuk metana, tekanan di dalam tangki mobil adalah sekitar 100 kali lebih tinggi dari tekanan di dalam ban.

"Istri saya takut, tapi saya tidak keberatan. Dia berkata, 'Aku tidak akan mengendarai mobil ini, itu akan meledak." Tapi kemudian ia melihat tabungan, dan dia tenang," kata seorang warga Rusia bernama Igor A. Samarsky yang mengkonversi sendiri mobil Lada miliknya hingga menjadi lebih irit dari mobil hybrid seperti Toyota Prius.

(syu/ddn)

0 comments:

Post a Comment