Thursday, March 27, 2014

Ahok: Mobil Murah Tak Boleh Pakai Premium

Ahok: Mobil Murah Tak Boleh Pakai PremiumJakarta - Program mobil murah dan ramah lingkungan (LCGC) kembali menjadi kontroversi setelah Kementerian Keuangan melayangkan surat kepada Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk dievaluasi. Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja pun menginsyaratkan mendukung langkah ini.

Program mobil murah kembali mencuat terkait dengan janji Kemenperin untuk mobil LCGC harus menggunakan BBM non subsidi. Namun, beberapa hari lalu Wamenkeu Bambang Brodjonegoro mengatakan, hingga saat ini masih banyak mobil LCGC yang ternyata menggunakan bahan bakar premium. Sehingga evaluasi perlu dilakukan.

"Artinya kita diskusi soal LCGC di awal itu, ada pemahaman LCGC tidak boleh ada beban di subsidi BBM. Jadi artinya mesinnya harus didesain untuk bensin RON 90 atau lebih. Tetapi kenyataannya di lapangan banyak mobil LCGC yang tetap mengkonsumsi bensin di bawah RON 90," kata Bambang.

Menurut Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja persoalan ini sebenarnya sederhana sekali. Dibanding susah-susah mengevaluasi, lebih baik sekalian saja seluruh mobil pribadi dilarang pakai premium.

"Yang penting di Jabodetabek ato di tiga provinsi ini yang namanya bbm subsidi untuk kendaraan penumpang pribadi harus dihapus. Jangan sampai satu pihak sepakat mau bangun industri tapi, Jangan istilahnya jual beras tukar ubi," katanya.

Para produsen --terutama produsen mobil murah-- menurut pria yang akrab disapa Ahok ini sudah mendapatkan keuntungan dari pemotongan pajak. Jangan lagi mereka membebani pemerintah dengan dibiarkannya mobil murah mengkonsumsi premium yang secara langsung disubsidi.

Terlebih, ratusan triliun rupiah harus dikeluarkan pemerintah untuk membayar subsidi bahan bakar ini. "Rp 300 triliun untuk subsidi, 67% di 3 provinsi utama," tambahnya.



0 comments:

Post a Comment