Tuesday, October 14, 2014

Banyak Onderdil Palsu di Tiongkok, Indonesia Punya Peluang Besar

Banyak Onderdil Palsu di Tiongkok, Indonesia Punya Peluang BesarJakarta - Saat ini, Tiongkok menjadi negara dengan pasar otomotif yang tengah berkembang pesat. Para produsen mobil di penjuru dunia berlomba-lomba datang ke Tiongkok untuk meraup keuntungan.

Tapi dibalik itu semua menurut Ipsos Business Consulting, pelopor dalam konsultasi bisnis yang berbasiskan fakta, telah mengeluarkan riset baru yang menyorot ancaman para pemalsu di pasar komponen automotif yang berkembang pesat.

Riset Ipsos Business Consulting bertajukkan “Trend Industri Manufaktur Onderdil Otomotif China”, menyorot bagaimana produsen onderdil otomotif harus segera meningkatkan proses proteksi kekayaan intelektual (KI) mereka guna mengurangi ancaman dari pemalsu yang akan terus meningkat saat industri komponen mobil diperkirakan meningkat dua kali lipat dalam 5 tahun mendatang.

"Riset Ipsos Business Consulting memperlihatkan mengapa semua produsen onderdil otomotif di China harus bertindak cepat untuk mengembangkan dan mengimplementasikan praktek terbaik untuk proteksi KI guna menangkal ancaman dari pemalsu," ujar Kepala Konsultasi Hong Kong di Ipsos Business Consulting Markus Scherer.

Sementara itu, Country Manager Ipsos Business Consulting di Indonesia Domy Halim mencatat bahwa ada potensi kesempatan bagi produsen onderdil otomotif Indonesia.

"Produsen onderdil otomotif di Indonesia harus memanfaatkan pengetahuan tentang pasar lokal mendalam sebagai pembeda utama dibandingkan dengan onderdil otomotif yang diimpor dari China. Kemampuan untuk memproduksi onderdil yang dapat memenuhi standar kualitas pasar ASEAN dan dunia serta tetap mengadopsi kebutuhan pasar lokal, harus terus dipromosikan oleh industri ini," beber Halim.

Namun, Domy Halim juga menekankan bahwa pengadaan bahan baku seperti lembaran logam masih merupakan tantangan terbesar bagi produsen lokal.

Selain itu, Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk onderdil otomotif tetap menjadi hambatan dikarenakan standar kualitas SNI yang masih dianggap jauh berada dibawah standar ASEAN.

Akibatnya, kita telah melihat bahwa selain China, terdapat banyak onderdil impor di pasaran yang berasal dari Thailand walaupun investasi asing di sektor otomotif telah tumbuh sebesar 120% per tahun pada periode 2010 sampai 2013.


0 comments:

Post a Comment