Saturday, December 20, 2014

Meski Merugi, Pabrikan Mobil Tak Ingin Hengkang dari Rusia

Meski Merugi, Pabrikan Mobil Tak Ingin Hengkang dari RusiaTokyo - Para pabrikan mobil merugi besar di Rusia karena perekonomian negara itu yang melorot. Meski begitu, tak satu pun diantara mereka yang hengkang dari Negeri Beruang Merah tersebut, mereka tetap optimistis dengan prospek jangka panjang negeri itu.

"Ini adalah pertumpahan darah bagi semua orang. Semua produsen mobil kehilangan uang," tutur Chief Executive Renault- Nissan, Carlos Ghosn di Jepang, seperti dilansir Reuters dan Automotive News, Minggu (21/12/2014).

Saat ini beberapa pabrikan antara lain General Motors, Audi, Renault-Nissan, serta Jaguar Land Rover membatasi jumlah produksi mereka. Itu mereka lakukan setelah Rubel â€Â" mata uang Rusia â€Â" terus melemah. Bahkan nilai mata uang itu sejak Januari hingga kini telah merosot 40 persen terhadap dolar Amerika.

Dampaknya penjualan mobil di negara itu menurun. Tercatat, sepanjang November lalu penjualan Ford melorot hingga 40 persen. Sedangkan General Motors, Chevrolet, serta Opel penjualannya menyusut 26 persen.

Padahal, dalam beberapa tahun terakhir pasar Rusia merupakan pasar yangmencorong bagi para pabrikan. Bersama dengan Brasil, India, dan Tiongkok, negeri itu masuk dalam kategori pasar yang tengah menanjak, sehingga moncer.

Sepanjang 2012 lalu misalnya, penjualan mobil di Rusia mencapai 2,9 juta unit. Pemerintah juga menjanjikan keringanan panjak bagi pabrikan yang berinvestasi. Tak heran jika kemudian Ford, GM, Volksawgen, Toyota, Hyundai dan Kia membangun pabrikanya di negara itu.

Sementara, Juru bicara VW Group mengatakan bahwa perusahaannya tetap berkomitmen untuk pasar Rusia dan tetap menjalankan program investasi di negara itu. “ VW akan membuka operasi pabrik mesin baru di Kaluga (Rusia) pada 2.015,” ucapnya.


0 comments:

Post a Comment