Friday, March 13, 2015

Dolar Naik, TOP 1: Sakitnya Tuh di Sini

Dolar Naik, TOP 1: Sakitnya Tuh di SiniJakarta - Tingginya nilai tukar dolar terhadap rupiah yang sempat menyentuh angka Rp 13.000 per dolarnya membuat bos TOP 1 Indonesia pusing. Soalnya, oli TOP 1 yang dijual di Indonesia masih diimpor langsung dari negara asalnya, Amerika Serikat yang bergantung pada kurs dolar.

"Kurs dolar naik itu sakitnya di sini. Setiap pagi saya lihat kurs dolar makin stress. Karena TOP 1 masih impor oli dari Amerika. Memang hal itu tidak bisa dikendalikan," kata Presdir dan CEO PT Topindo Atlas Asia, Arief Goenadibrata di markas MV Agusta Pondok Indah, Jakarta, Jumat (13/3/2015).

Meski begitu, Arief mengaku, pihaknya masih bisa diuntungkan di tengah menguatnya nilai dolar Amerika karena ia bermain di industri perminyakan. Sebab, harga minyak di sana sedang turun.

"Kami diuntungkan harga minyak yang turun di sana. Itu kelebihannya. Sehingga bahan baku dari Amerika bisa dibeli pada saat kurs meninggi karena minyak lagi turun di sana. Nah, balance terhadap kurs dolar itu yang kita dapatkan," akunya.

Soal harga oli karena penyesuaian kurs dolar, Arief mengaku sebisa mungkin akan menahan harganya agar tidak naik. Sebab, Arief masih ingin memanjakan konsumennya dengan harga yang rendah.

"Impor masih tetap. Mengenai harga naik, sebisa mungkin kami pertahankan harganya. Karena kasian konsumen kami kalau harga naik," ujarnya.


(rgr/lth)

0 comments:

Post a Comment