Jakarta - Penjualan mobil sepanjang Februari lalu sebanyak 88.738 unit, menurun dibanding bulan sebelumnya yang sebanyak 94.195 unit. Sikap konsumen yang menunggu kondisi perekonomian terutama inflasi ditengarai sebanyak penyebab menurunnya permintaan.
âÂÂMelihat pengalaman sebelum-sebelumnya, penurunan permintaan itu terjadi jika pertumbuhan ekonomi juga turun. Nah apakah faktor daya beli atau daya beli masih kuat tapi konsumen
wait and see, itu yang kami pelajari,â tutur Ketua IV Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Rizwan Alamsjah saat dihubungi detikOto, di Jakarta, Senin (17/3/2015).
Ada beberapa penyebab mengapa konsumen bersikap menunggu. Pertama, saat ini inflasi masih cukup tinggi akibat beberapa kenaikan harga, antara lain tarif listrik, bahan bakar, hingga kebutuhan pangan.
Walhasil, mereka beranggapan nilai uang yang mereka miliki juga berkurang akibat tergerus inflasi. Akibatnya, mereka menunggu kepastian harga kembali normal.
Kedua, saat ini nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika terus melemah. Sehingga, ada anggapan harga mobil juga terkerek, meski kalangan pemegang merek tak menaikkannya.
Penjualan sepanjang dua pertama tahun ini juga jauh lebih kecil dibanding periode yang sama 2014. Saat itu, pada Januari, penjualan tercatat sebanyak 103.609 unit dan Februari sebanyak 111.824 unit.
Namun untuk penjualan tahun ini, Rizwan tidak berani memastikan apakah kondisi akan membaik pada kuartal kedua atau ketiga . âÂÂKita pelajari dulu, seperti apa tren pada bulan pertama kuartal dua nanti,â ucapnya.
GM Marketing Strategy & Produc Planning Nissan Motor Indonesia, Budi Nur Mukmin menambahkan pasar mobil anjlok karena masyarakat tidak memiliki keyakinan untuk melakukan transaksi pembelian mobil.
âÂÂJadi selama kondisi makroekonomi tidak membaik maka costumer tidak akan beli. Kapan kondisi ekonomi akan membaik? Itu pertanyaan kita bersama saya rasa,â ujarnya.
(arf/ddn)