Thursday, February 11, 2016

Grup Astra Minati Harley-Davidson?

Grup Astra Minati Harley-Davidson?Jakarta - Harley-Davidson tengah mencari partner baru sebagai diler di Indonesia. Beberapa perusahaan dikabarkan sudah mendekati Harley, dan salah satunya adalah Astra. Benarkah?

Di kalangan komunitas pemilik Harley-Davidson beredar kabar Astra menjadi salah satu kandidat terkuat sebagai diler baru Harley-Davidson di Indonesia setelah Mabua melepas status keagenan motor gede asal Amerika Serikat itu.

Kabar itu juga menyebut, Astra tidak sendirian, karena ada Garansindo dan PT Tiga Anak Elang.

Pengajuan status diler tersebut diajukan ke pabrikan asal Milwaukee, Amerika Serikat melalui perwakilannya untuk wilayah Asia-Pasifik yang berkantor di Singapura.

Bahkan, sumber i tu menyebut PT Tiga Anak Elang telah mendapatkan 'lampu hjiau' untuk menjadi kandidat kuat diler baru melalui surat yang menyebutnya sebagai premium candidate selected.

Hal ini langsung dibantah PT Astra International Tbk (AI) melalui Head of Public Relations Officer Yulian Warman.

Dia mengaku tidak tahu menahu soal informasi yang menyebut pihaknya menjadi salah satu kandidat diler baru Harley Davidson sepeninggal PT Mabua Harley Davidson. Bahkan, sudah dilakukan pengecekan ke  anak perusahaan di bidang otomotif, dan hasilnya nihil.

"Kami sudah melakukan pengecekan dan konfirmasi ke dua tempat (anak perusahaan) Astra yang terkait bisnis otomotif. Hasilnya, sampai detik ini, tidak ada informasi yang menyatakan bahwa Astra mengajukan permohonan itu (menjadi diler baru Harley-Davidson di Indonesia," ujar Yulian saat dihubungi detikOto.

Menurutnya, sebagai perusahaan terbuka Astra selalu bersikap cermat dan berhati-hati  saat menyangkut informasi. Terlebih, kebijakan yang menyangkut perluasan bisnis.

"Tetapi, bisa saya pastikan, sampai saat ini tidak ada informasi soal itu (rencana menjadi diler Harley). Bahkan kami baru mengetahui hal itu, sekarang ini," kata Yulian.

Sementara manajemen PT Mabua mengatakan, pihaknya melepas status tersebut karena secara bisnis tidak memenuhi skala ekonomi. Penjualannya terus menurun sejak 2013 karena faktor daya beli yang disebabkan oleh naiknya tarif perpajakan.

Pada 2013, penjualan masih mencapai 991 unit. Namun setahun berikutnya anjlok, sehingga menjadi 470 unit. Sedangkan pada 2015 hanya 483 karena terdongkrak oleh model baru yang berharga miring yakni HD Street 500.


(arf/ddn)

0 comments:

Post a Comment