Wednesday, March 11, 2015

Garap Mobil Hidrogen, Renault-Nissan Pilih Eropa Ketimbang Jepang

Garap Mobil Hidrogen, Renault-Nissan Pilih Eropa Ketimbang JepangJenewa - Aliansi Renault-Nissan memastikan dirinya tidak bekerja sama dengan pabrikan Jepang lain untuk melahirkan Fuel Cell EV. Dan aliansi ini pun memastikan memilih bekerja sama dengan Daimler.

Pernyataan ini langsung disampaikan CEO Renault-Nissan Carlos Ghosn, saat di Geneva Motor Show 2015.

"Kami memiliki prototipe Fuel Cell, kami bekerja sama dengan Daimler untuk melahirkan Fuel Cell. Tapi kita tidak berbagi Fuel Cell dengan pesaing kami dari Jepang," ujar Carlos Ghosn.

"Beberapa pabrikan mengatakan akan segera memasarkan mobil Fuel Cell mereka. Tapi kita bisa lihat marketnya, dikatakan bisa mencapai 100.000 per tahun. Namun kenyataannya tidak sampai, hanya 500 unit per tahun," tambahnya.

Meski demikian Carlos Ghosn mengakui, mobil Fuel Cell merupakan satu teknologi yang menjanjikan di masa depan.

"Fuel Cell merupakan teknologi yang sangat menjanjikan, namun tidak akan praktis dalam jangka pendek, karena dua alasan. Pertama Fuel Cell masih sangat mahal, dan infrastruktur pengisian sangat mahal. Kedua, membangun stasiun pengisian EV publik biayanya bisa mencapai 15.000-20.000 USD, sementara stasiun hidrogen akan memakan biaya ratusan ribu dolar," ujarnya.

"Namun Aliansi tidak akan terlambat ke pasar (bersaing melahirkan Fuel Cell), jika ada terobosan dalam Fuel Cell. Karena tantangan Fuel Cell dalam lima tahun ke depan, karena masalah infrastruktur," tambahnya.


(lth/ady)

0 comments:

Post a Comment