Jakarta - Ketua III Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Johnny Darmawan mengaku tahun ini sebagai periode yang berat bagi industri mobil di Indonesia. Ada beberapa faktor yang membuat laju penjualan mobil terus menurun, salah satunya karena pertumbuhan ekonomi Indonesia yang melambat.
Ia memperkirakan penjualan mobil hanya 1 juta unit sepanjang 2015. Karena itu, pengusaha otomotif meminta pemerintah ikut membantu dengan mempercepat realisasi proyek infrastruktur, supaya menjadi pendorong ekonomi yang sedang melambat.
"Target Gaikindo, kan sudah direvisi jadi 1 sampai 1,1 juta unit. Kalau saya lihat kecenderungan 1 juta," kata Johnny saat ditemui di sela acara silaturahmi di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (23/7/2015).
Johnny yang kini juga dipercaya sebagai Staf Khusus Bidang Perdagangan Potensi Industri Nasional Menteri Perdagangan, menyebut perlambatan di dunia otomotif dipengaruhi oleh beberapa hal.
"Kita di lapangan âÂÂitu selalu melihat 3 faktor saja, satu adalah masalah faktor mengenai ketersediaan duit, kedua exchange rate, dan ketiga adalah interest rate. Itu saja, kita enggak liatin makro, itu yang paling gampang. Kemudian adanya pemberitaan negatif yang simpang siur," ujarnya.
Dari sisi nilai tukar rupiah, Johnny mengakui pengusaha otomotif sangat terpukul. Meskipun ada perusahaan atau mobil yang 85% komponen sudah dibuat di Indonesia, namun bahan baku komponen tetap ada yang diimpor. Tentunya hal ini mempengaruhi biaya produksi yang semakin meningkat. Belum lagi suku bunga pinjaman yang tidak turun meskipun Bank Indonesia telah mengoreksi BI rate.
"Interest rate manarik dari dulu, nah sekarang ini kan boleh dikatakan BI rate 7,5% tapi kan kenyataan di lapangan, bank-bank kan takut NPL-nya kan, jadi interest rate enggak akan turun, meningkat terus," ujarnya.
(feb/ddn)
0 comments:
Post a Comment