Wednesday, May 29, 2013

Klaim Irit BBM Bohong

Klaim Irit BBM Bohong Jakarta - Efisiensi bahan bakar merupakan isu yang tengah menjadi sorotan di banyak negara. Namun, kecurangan untuk mengakali angka efisiensi bahan bakar ternyata masih terjadi. Data pun dibuat agar kendaraan seolah-olah irit.

Kecurangan menulis tingkat efisiensi bahan bakar menjadi sorotan di Amerika serikat. Dan itu ternyata bukan hanya melibatkan merek-merek Amerika saja. Merek Eropa pun ternyata ikut 'mengakali' angka efisiensi bahan bakar ini.

Dalam riset terbaru yang dilakukan oleh lembaga non-profit International Council on Clean Transportation (ICCT) ditemukan fakta kalau merek Eropa mengakali tingkat efisiensi bahan bakar mereka agar seolah irit. Namun kenyataannya lebih boros 25 persen.

Dan dari sekian banyak merek Eropa, para pelanggar terburuk ternyata adalah merek-merek mobil mewah Jerman. Menurut penelitian, kendaraan BMW memuntahkan emisi karbon sekitar 30 persen lebih tingi dari yang dinyatakan oleh merek tersebut.

Sementara Audi tidak jauh di belakang BMW dengan 28 persen, diikuti oleh Mercedes-Benz dengan perbedaan 26 persen.

"Ini berarti bahwa konsumsi bahan bakar yang sebenarnya dialami oleh pengendara rata-rata biasanya 25 persen lebih tinggi dari apa yang tercetak," kata managing director ICCT Eropa Peter Mock.

Dengan kesenjangan data tersebut maka pengendara bisa menghabiskan biaya ekstra sekitar US$ 400 untuk membeli bahan bakar dalam tahun.

Di Indonesia sendiri kasus mengenai angka klaim efisiensi bahan bakar pernah dipermasalahkan oleh pemilik Nissan March bernama Ludmilla Arif yang bahkan kasusnya sampai ke meja hijau.Klaim Irit BBM Bohong

Efisiensi bahan bakar merupakan isu yang tengah menjadi sorotan di banyak negara. Namun, kecurangan untuk mengakali angka efisiensi bahan bakar ternyata masih terjadi. Data pun dibuat agar kendaraan seolah-olah irit.

Kecurangan menulis tingkat efisiensi bahan bakar menjadi sorotan di Amerika serikat. Dan itu ternyata bukan hanya melibatkan merek-merek Amerika saja. Merek Eropa pun ternyata ikut 'mengakali' angka efisiensi bahan bakar ini.

Dalam riset terbaru yang dilakukan oleh lembaga non-profit International Council on Clean Transportation (ICCT) ditemukan fakta kalau merek Eropa mengakali tingkat efisiensi bahan bakar mereka agar seolah irit. Namun kenyataannya lebih boros 25 persen.

Dan dari sekian banyak merek Eropa, para pelanggar terburuk ternyata adalah merek-merek mobil mewah Jerman. Menurut penelitian, kendaraan BMW memuntahkan emisi karbon sekitar 30 persen lebih tingi dari yang dinyatakan oleh merek tersebut.

Sementara Audi tidak jauh di belakang BMW dengan 28 persen, diikuti oleh Mercedes-Benz dengan perbedaan 26 persen.

"Ini berarti bahwa konsumsi bahan bakar yang sebenarnya dialami oleh pengendara rata-rata biasanya 25 persen lebih tinggi dari apa yang tercetak," kata managing director ICCT Eropa Peter Mock.

Dengan kesenjangan data tersebut maka pengendara bisa menghabiskan biaya ekstra sekitar US$ 400 untuk membeli bahan bakar dalam tahun.

Di Indonesia sendiri kasus mengenai angka klaim efisiensi bahan bakar pernah dipermasalahkan oleh pemilik Nissan March bernama Ludmilla Arif yang bahkan kasusnya sampai ke meja hijau.

(syu/lth)

0 comments:

Post a Comment