Monday, March 9, 2015

Penjualan Seret, Tesla Akan PHK 200 Pekerja di Tiongkok

Penjualan Seret, Tesla Akan PHK 200 Pekerja di TiongkokBeijing - Media di Tiongkok baru-baru ini melaporkan, Tesla Motors akan mengurangi sepertiga stafnya di Tiongkok. Jika dihitung, sekitar 200 pegawai tetap Tesla di Tiongkok harus mencari pekerjaan baru.

Seperti diberitakan Carnewschina, Selasa (10/3/2015), pengurangan pegawai itu sebagian besar akan mempengaruhi divisi penjualan dan pemasaran. Namun, tidak menutup kemungkinan divisi lain akan terkena dampaknya seperti divisi public relaition, legal dan technical support.

Pegawai di divisi penjualan akan dikurangi sebanyak 50 persen. Tenaga penjual front line yang bekerja di diler, personel purna jual dan konsultan penjualan akan dikurangi.

Selain itu, sistem penjualan yang disebut ‘Asset Lite’ yang mempekerjakan tenaga penjual untuk mengatur test drive kepada calon pelanggan di luar diler resmi Tesla akan dikurangi secara substansial. Sistem itu saat ini mempekerjakan 20 orang di sepuluh kota. Kini, pekerja itu akan dikurangi menjadi hanya dua orang, satu di kota Wuhan dan satu lagi di Guangzhou.

Pengurangan tenaga kerja itu terpaksa dilakukan karena penjualan Tesla yang kian memburuk di Negeri Tirai Bambu. Pada Januari 2015 lalu, Tesla hanya menjual 120 unit dan perusahaan mobil listrik asal Amerika Serikat itu menghadapi masalah besar karena kekurangan diler dan stasiun supercharger.

Media di Tiongkok mengabarkan, pengumuman PHK itu telah menyebabkan kepanikan dalam jajaran Tesla di Tiongkok. Sebab, mereka belum mengetahui siapa yang harus angkat kaki dan siapa yang tetap bekerja di Tesla.

Seorang pegawai Tesla yang tidak ingin disebut namanya menyalahkan CEO Tesla, Elon Musk karena masalah penjualan yang seret di Tiongkok. Ia mengatakan, Musk terlalu otoriter dan tidak sabar dalam menghadapi pasar otomotif Tiongkok yang rumit.

Musk juga dianggap tidak mau mendengarkan staf di Tiongkok dan terlalu banyak keputusan yang membutuhkan persetujuan prinsipal Tesla di Amerika Serikat. Hal itu membuat operasi di Tiongkok melambat.


(rgr/lth)

0 comments:

Post a Comment