Friday, March 14, 2014

Jokowi Jadi Presiden RI, Bagaimana LCGC?

Jokowi Jadi Presiden RI, Bagaimana LCGC?Jakarta -

Joko Widodo mendeklerasikan dirinya sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan. Jika Jokowi menang, bagaimana nasib mobil murah dan ramah lingkungan (LCGC).

Jokowi dikenal sebagai sosok yang tidak setuju dengan keberadaan mobil murah yang diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41/2013 tentang Regulasi Mobil Murah dan Ramah Lingkungan.

Dia lebih mementingkan angkutan massal khususnya di kota-kota besar seperti DKI Jakarta. Tujuannya untuk melerai kemacetan. Hal yang ditakutkan adanya penghapusan peraturan PP 41 /2013 tersebut. Bagaimana tanggapan industri otomotif.

"Ya kita lihat dulu. Biarin saja. Kita lihat manfaat mobil murah itu apa dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41/2013. Saya bilang, peraturan ini menarik tambahanan investasi dari merek-merek mobil tersebut. Kedua menambah lapangan pekerjaan. Itu manfaat PP nomor 41. Dan ketiga transfer teknologi," kata Wakil Ketua I Gaikindo Jongkie D. Sugiarto kepada detik di Jakarta, Jumat (14/3/2014).

Menurutnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41/2013 tentang Regulasi Mobil Murah dan Ramah Lingkungan banyak manfaatnya untuk masyarakat Indonesia. Karena itu peraturan ini harus tetap berjalan di Tanah Air.

Sebaliknya jika Jokowi terpilih sebagai presiden Republik Indonesia dan selanjutnya menghapus Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41/2013, maka tidak ada masalah.

Pabrikan mobil yang sudah terlanjur ikut LCGC bisa mencabut investasinya di Indonesia dan mendirikan investasi di negara tetangga yang masuk kategori ASEAN Free Trade Area (AFTA). Pabrikan mobil tetap impor LCGC ke Indonesia karena ada permintaan.

"Kalau andai tidak ada PP 41, apa yang akan terjadi. Mereka angkat kaki, dan investasi di negara lain yang mengikuti aturan AFTA. Tiap bulan kapal roro di Tanjuk Priok masuk membawa LCGC, masuk ke Indonesia secara CBU. Siapa yang melarang, itu sudah peraturan. Mobil tetap masuk karena AFTA. Jadi mau kita mencegah produksi dalam negeri ya enggak apa-apa, tapi mobil tetap masuk dengan biaya masuk nol persen. Belum lagi kehilangan investasi," tukas Jongkie.



0 comments:

Post a Comment