Wednesday, April 2, 2014

'Merek Premium Itu Tidak Selalu Harus Merek Eropa'

Jakarta - Mazda sudah menuturkan kalau mereka tidak mengincar angka penjualan yang terlalu banyak. Yang diinginkan Mazda adalah merek mereka menjadi merek yang lebih premium dan dicintai penggunanya. Setara dengan merek-merek Eropa.

Itulah yang menjadikan merek Jepang ini berbeda dan unik dibandingkan dengan pabrika Jepang lainnya.

Hal tersebut disampaikan Senior Marketing Manager PT Mazda Motor Indonesia Astrid Ariani Wijana dalam media visit Mazda ke Trans Media di Gedung Trans, Jakarta, Rabu (2/4/2014).

"Premium bukan berarti merek Eropa, bagi kami brand premium tidak hanya di level itu, justru untuk mendatangkan kepercayaan dari konsumen dan memberikan perasaan berkendara yang menyenangkan yang menjadi esensi pertama orang beli mobil," tuturnya.

Dia menambahkan menjadi merek premium tentunya menjadi merek yang tak tergantikan oleh merek lainnya. "Jadi bukan hanya untuk dijual, di Mazda bagaimana caranya membuat konsumen puas," ujarnya.

Sebelumnya Mazda hanya menargetkan penjualan sebanyak 12.000 unit atau dengan pangsa pasar sebesar 1 persen dari total penjualan mobil yang diperkirakan mencapai 1,2 juta unit.

"Tujuan kami bukan hanya volume tapi juga brand presence," ujarnya.

Brand presence yang dimaksud pastinya membuat merek Mazda lebih dikenal di Indonesia, apalagi setelah melihat fakta kalau brand Mazda baru aktif lagi di pasar otomotif nasional tahun 2006 lalu, relatif lebih muda dibanding merek Jepang lainnya yang sudah puluhan tahun di Indonesia.

Di tahun lalu, Mazda menjual 11.052 unit dengan pangsa pasar 0,9 persen. Posisi Mazda dalam rangking produsen otomotif tahun lalu berada di posisi 11.

"Tiga kendaraan yang menjadi bintang adalah Mazda6 yang naik 65 persen, Biante 57 persen dan CX-5 sebanyak 49 persen," ujarnya.

0 comments:

Post a Comment