Thursday, October 23, 2014

'Naik Motor Tidak Hanya Butuh Skill, Tapi Banyak Faktor'

Jakarta - Kementerian Perhubungan Republik Indonesia sangat menyayangkan banyaknya siswa di bawah umur mengendarai sepeda motor. Ini sangat membahayakan nyawa si anak.

"Itu sebenarnya sangat membahayakan. Mungkin secara kemampuan siswa ini bisa mengemudi, tetapi secara faktor emosinya belum bisa," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan, Barata saat dihubungi detikOto, Kamis (21/10/2014).

Dirinya menambahkan orangtua kerap salah menilai, saat buah hatinya telah mampu berkendara sendiri.

"Mungkin kebanyakan orang tua yang bersangkutan hanya mengukurnya hanya dari keterampilan berkendara. Sehingga mereka (orang tua-Red) memberikan izin anaknya untuk berkendara," ujar Barata.

"Padahal itu (berkendara-Red) bukan hanya kemampuan berkendara saja, kemampuan berlalu lintas juga penting. Dan ini harus ada pertimbangan kepentingan diri dan kepentingan orang lain (saat berkendara-Red). Apapah anak itu sudah bisa memikirkan kepentingan orang lain?" tambah Barata.

Barata pun mengingatkan akan pentingnya konsep berkendara. "Kalau saya melihat dari konsep transportasi, yang berkaitan dengan keselamatan dan kedisplinannya," ucap Barata.

"Saya tidak setuju (dengan siswa dibawah umur mengendarai sepeda motor-Red), anak-anak seperti itu belum bisa mempertimbangan kepentingan orang lain, dan mereka belum memikirkan orang lain dalam berlalu lintas," tutup Barata.

Salah seorang Otolovers, Albert, mengaku miris melihat banyaknya siswa SMP yang mengendarai motor ke sekolahnya meski di sekolah sudah ada larangan untuk siswa SMP membawa motor ke sekolah.

"Namun para siswa ini tetap membawa motor dan menitipkanya diluar sekolah. Padahal pihak sekolah juga sudah memberikan informasi kepada orangtua tentang aturan tersebut. Menurut saya yang paling menentukan adalah pendampingan orang tua, seandainya semua orangtua memberikan perhatian lebih kepada para anaknya maka peristiwa ini tidak akan terjadi. Mungkin ini butuh imbauan lewat lembaga resmi pemerintah contohnya linmas ataupun lembaga lain yang mana mengimbau kepada seluruh orangtua agar mencegah anaknya membawa motor ke sekolah khususnya anak yang masih duduk di bangku SMP," ujarnya.

Otolovers lainnya, Puji Sulami menyatakan juga keprihatinannya. "Saya sedih anak teman saya SMP kelas 2 laki-laki tewas ditabrak anak kelas 1 SMA yang belum punya SIM saat akan menyeberang jalan ke sekolahnya," ujarnya.

0 comments:

Post a Comment