Tuesday, August 18, 2015

Dolar Naik, Yamaha Belum Putuskan Soal Kenaikan Harga Motor

Dolar Naik, Yamaha Belum Putuskan Soal Kenaikan Harga MotorJakarta - Menguatnya nilai tukar dolar yang masih berada di atas Rp 13.500 diprediksi bakal mempengaruhi penurunan penjualan kendaraan bermotor roda dua. Yamaha pun masih menghitung-hitung dampak penguatan kurs dolar pada harga jual motor.

Asisten GM Marketing YIMM, Mohammad Masykur mengatakan nilai tukar rupiah yang melemah saat ini belum terpengaruh. Sebab, Yamaha sudah melakukan kontrak selama jangka waktu yang sudah ditentukan dengan pemasok komponen untuk menentukan harga motor.

"Untuk harga jual sepeda motor belum berpengaruh, karena para pemasok sudah melakukan kontrak selama jangka waktu tertentu. Tapi kalau terus-terusan seperti ini (dolar masih bertahan di atas Rp 13.500), pemasok komponen pasti akan teriak. Makanya kita akan diskusikan dengan mereka (kalau dolar masih tinggi)," ujar Masykur

Namun, Yamaha Indonesia Motor Manufaturing (YIMM) lebih melihat perekonomian masyarakat sebagai pengaruh naik/turunnya penjualan. Menurut Masykur masyarakat mayoritas pembeli motor Yamaha tidak mementingkan nilai dolar. Menurutnya, yang terpenting bagi mereka adalah bagaimana mereka bisa memenuhi kebutuhan hidup.

"Tidak ada hubungannya dengan dolar. Yang penting bagaimana ekonomi rakyatnya, demand-nya gimana. Komoditi nggak naik, income nambah, tidak ada masalah. Yang penting mereka sudah penuhi semua kebutuhan pokok ya kayak listrik, beras. Yang penting ekonominya berputar,” kata Masykur saat ditemui di kantornya di kawasan Pulogadung, Jakarta.

Misalnya, lanjut Masykur, di saat beberapa daerah mengalami penurunan penjualan ternyata di Kalimantan malah naik. Alasannya perekonomian di sana mulai bergerak berkat adanya proyek infrastruktur.

"Kemarin saya baru dapat cerita katanya di Kalimantan beberapa proyek infrasturktur sudah jalan, ekonomi berjalan lagi. Jadinya ketika di tempat lain penjualan turun, dia (Kalimantan) naik. Ternyata ada proyek dan ekonominya udah begulir," cerita Masykur.




(rgr/ddn)

0 comments:

Post a Comment