Wednesday, July 1, 2015

Agar Pasar Mobil Bergairah Kembali, Ini Harapan Nissan ke Jokowi

Agar Pasar Mobil Bergairah Kembali, Ini Harapan Nissan ke JokowiJakarta - PT Nissan Motor Indonesia menilai penurunan besaran uang muka kredit pembelian mobil tak akan banyak memberikan dorongan besar bagi penjualan produk otomotif khususnya mobil jika suku bunga acuan dan nilai tukar rupiah masih tinggi. Soalnya dua hal itu berpengaruh besar kepada tingkat konsumsi masyarakat.

“Jika suku bunga acuan Bank Indonesia turun, maka tingkat suku bunga juga akan turun. Terlebih jika nilai tukar rupiah mernguat dan stabil. Jika itu terjadi, maka kegairahan sektor produksi juga akan menggeliat dan konsumsi masyarakat terjadi, maka ekonomi tumbuh,” papar GM Strategi Pemasaran dan Perencanaan Produk PT Nissan Motor Indonesia, Budi Nur Mukmin kepada detikOto, di Sentul, Bogor, Jawa Barat.

Bank Indonesia (BI) sebelumnya mengeluarkan peraturan baru untuk pembiayaan kepemilikan kendaraan secara kredit. Uang muka kredit mobil yang tadinya sebesar 30 persen kini turun menjadi 25 persen.

Menurut Budi saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 70 persennya digerakan oleh sektor konsumsi baik domestik atau rumah tangga maupun pemerintah dan sektor swasta. Sementara, di sub sektor konsumsi khususnya kendaraan bermotor, sangat dipengaruhi oleh bunga kredit selain faktor daya beli.

“Sehingga, meski uang muka diturunkan, tetapi kalau suka bunga pinjaman masih tinggi, konmsumsi atau pembelian tidak atau sedikit saja terjadi. Orang ragu untuk membeli karena ragu-ragu juga melihat imbas nilai tukar terhadap kegiatan ekonomi,” ucap Budi.

Bahkan, tak sedikit dari calon konsumen mobil yang merasa khawatir dengan kelangsungan kemampuan mereka mengangsur cicilan jika suku bunga masih tinggi dan nilai rupiah tak pasti.

“Maklum pembelian mobil secara umum di Indonesia 70 persen kredit. Kalau di Nissan 50 persen kredit, dan di Datsun 70 persen,” papar Budi.


0 comments:

Post a Comment