Thursday, October 29, 2015

Perbanyak Konten Lokal Bisa Buat Otomotif Indonesia Lampaui Thailand

Perbanyak Konten Lokal Bisa Buat Otomotif Indonesia Lampaui ThailandJakarta -

Indonesia masih harus puas menjadi nomor dua di Asia Tenggara setelah Thailand di industri otomotif. Namun, pemerintah Indonesia maupun Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) bertekad untuk melampaui Thailand dalam hal industri otomotif.

Menurut Ketua III Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Johnny Darmawan, untuk melampaui Thailand, Indonesia harus bisa bersaing dalam hal harga jual kendaraan. Salah satu strategi yang harus dilakukan adalah memperbanyak penggunaan komponen lokal.

"Harga itu ditentukan oleh localize content. Jadi barang-barang, part-part dipoduksi di dalam negeri. Jadi mereka (pabrikan) membuat tier 1, tier 2, nah kita sama Thailand itu jauh banget kalahnya. Kita sudah mengikuti local supplier 400 dan sekarang 600-700. Sedangkan Thailand sudah mencapai 2.600. Dapat dibayangkan itu. Apapun yang terjadi kalau dia mau produksi dia selalu akan lebih murah dari Indonesia. Karena dia produksi di lokal," jelas Johnny saat ditemui di arena Jakarta Auto Show (JAS) 2015 di JCC, Senayan, Jakarta.

Dia melanjutkan, dengan memperbanyak penggunaan konten lokal, kendaraan yang diproduksi di Indonesia tentu bisa bersaing. Berbagai efek multiplier pun akan timbul.

"Kesemptan tenaga kerja bertambah, investasi bertambah dan Anda tahu sendiri dengan adanya itu lebih memantik yang lain, jadi dengan adanya pabrik maka adanya tukang jualan juga kan," katanya.

Johnny menganggap, Indonesia tak perlu bersaing soal kuantitas. Tapi, yang harus digalakkan adalah bobot konten lokal untuk bisa bersaing.

"Misalnya baja, di Thailand tidak ada, Indonesia ada. Ada materialnya segala macam. Kenapa tidak coba kita giatkan. Karena semua industri otomotif dan lain-lain 40 persen komponennya itu adalah baja. Dan dari 40 persen itu, kalau kita bisa subtitusi logistik cost dan lain-lain, kita bisa kira-kira bikin 20-30 persen. Bayangkan dari 40 persen kita 20-30 persen, at least cost-nya sudah terbantu. Itu kesempatan untuk kita dan kelihatannya sudah dijalankan pemerintah," tambahnya.


(rgr/ddn)

0 comments:

Post a Comment