Wednesday, December 10, 2014

Perilaku Pengendara di Indonesia, Sadar Lalu Lintas Tapi Juga Gemar Melanggar

Perilaku Pengendara di Indonesia, Sadar Lalu Lintas Tapi Juga Gemar MelanggarJakarta - Kecelakaan lalu lintas biasanya diawali oleh sebuah pelanggaran. Untuk mengurangi angka kecelakaan, edukasi sejak dini pun dibutuhkan. Dengan begitu, anak-anak ketika dewasa nantinya akan menjunjung tinggi keselamatan berkendara.

"Kecelakaan yang tertinggi 70 sampai 78 persen adalah roda dua. Korban atau pelaku tertinggi umur 36 sampai 41 tahun. Yang kedua adalah 26 sampai 35 tahun. Berarti orang-orang dewasa semua yang sadar tapi gemar melanggar," ujar Wakil Ditlantas Polda Metro Jaya, AKBP Bakharudin Muhammad Syah di sela konferensi pers acara "Eco Driving for Smart Driver", di Hotel Peninsula, Jakarta, Rabu (10/12/2014).

Menurut Bakharudin, masih banyak masyarakat yang tidak mau menanamkan edukasi keselamatan berkendara kepada anak-anaknya. Sebab, hampir seluruh orang tua yang mengantar anaknya sekolah tidak mematuhi peraturan lalu lintas.

"Kecelakaan diawali dengan pelanggaran. 99 persen tidak pakai helm setiap pagi yang mengantar anak sekolah," kata Bakhrudin.

Dengan begitu, lanjutnya, secara tidak langsung orang tua menanamkan ketidakdisiplinan dalam berkendara. Padahal, penanaman ilmu keamanan berkendara sangat dibutuhkan sejak dini.

"Mereka (orang tua) secara tidak langsung mengajak untuk tidak patuh aturan dari usia dini. Sehingga ketika dewasa sudah biasa melanggar," imbuhnya.

Seharusnya, anak-anak usia dini dibekali dengan pengetahuan perilaku berkendara yang benar. Dengan begitu, ketika dewasa, mereka bisa dengan mudah menerapkan kedisiplinan berlalu lintas. Angka kecelakaan pun bisa ditekan.


(rgr/ddn)

0 comments:

Post a Comment