Thursday, April 3, 2014

Kisah di Balik Tersingkirnya Volvo Sebagai Mobil Menteri

Kisah di Balik Tersingkirnya Volvo Sebagai Mobil MenteriJakarta - Sejak zaman Soeharto, Volvo menjadi pilihan mobil dinas para pejabat. Namun, situasi itu berubah di tahun 2004 ketika Volvo disingkirkan untuk diganti dengan mobil Toyota.

Cerita bermula pada tahun 2004 saat pergantian kepemimpinan di Indonesia. Untuk pertama kalinya mobil dinas para menteri menggunakan produk Toyota setelah puluhan tahun identik dengan Volvo.

Di buku 'Kiprah Toyota Melayani Indonesia 2002-2014' terbitan Kompas Gramedia tertulis kalau selepas pembentukan kabinet, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wapres Jusuf Kalla (JK) ngobrol soal mobil dinas untuk para menteri. Soalnya ada menteri yang masih pakai mobil reot yang disediakan kantornya.

Dalam buku Solusi JK (2009), JK menyarankan SBY agar pengurusan mobil para menteri diserahkan pada JK. JK merasa jika masih menggunakan merek Volvo harganya terlampau mahal.

Dia kemudian menghubungi Presdir PT Toyota-Astra Motor saat itu Johnny Darmawan dan memintanya untuk menemuinya. JK bertanya, sedan Toyota apa yang populer dan kualitas andal saat itu. Kelas menengah, tidak terlalu mewah.

Jawaban Johnny saat itu jelas: Camry. Mobil ini nyaman dan tidak terlampau mahal untuk ukuran kelas menengah. Harganya saat itu sekitar Rp 425 juta per unit.

Menilik ke belakang, JK memang punya sejarah panjang dengan Toyota. Perusahaan keluarga JK, NV Hadji Kalla Trading Co (kini PT Hadji Kalla) sudah mengimpor mobil Toyota sejak 1968 setelah mengirim surat kepada Kedutaan Besar Jepang untuk bertanya prosedur impor mobil dari Jepang dan mendapat jawaban kalau Toyota dapat diimpor memalalui Toyota Tsusho yang membuka cabang di bilangan Imam Bonjol, Jakarta.


0 comments:

Post a Comment