Wednesday, August 26, 2015

Mobil BBG Diminati Jika Harga Gas Lebih Murah 30-40 Persen

Mobil BBG Diminati Jika Harga Gas Lebih Murah 30-40 PersenTangerang - Meski ketersediaan bahan bakar gas di Indonesia berlimpah dan kalangan industri siap kapan saja menyediakan kendaraan berbahan bakar gas untuk digelontorkan ke pasar, namun penggunaan mobil jenis ini masih rendah atau bahkan kurang diminati. Harga gas yang tak terpaut jauh dengan BBM fosil dan selera masyarakat menjadi penyebab.

“Kendaraan yang berbahan bakar gas (CNG) kapan saja siap disediakan oleh industri. Pabrikan juga siap menyediakan converternya. Namun bagaimana dengan minat masyarakat? Mobil dengan bahan bakar ini akan diminati jika selisih harga gas dengan BBM fosil mencapai 30-40 persen,” papar Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto, saat ditemui sela acara seminar di arena Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2015, ICE-Serpong, Tangerang.

Senada dengan Jongkie, pengamat ekonomi Universitas Indonesia, Faisal Basri, di tempat yang sama mengatakan, pemasyarakatan mobil berbahan bakar alternatif, termasuk gas mempunyai kaitan erat dengan harga minyak (BBM fosil). Jika harga minyak rendah, maka orang akan berbondong-bondong menggunakan mobil berbahan bakar dari fosil.

“Begitu pun sebaliknya,” kata dia.

Oleh karena itu, Faisal melanjutkan, pengembangan mobil-mobil berbahan bakar alternatif tak akan efektif selama harga minyak masih rendah. “Alasannya adalah mahalnya biaya produksi kendaraan berenergi alternatif tidak seimbang dengan murahnya kendaraan berbahan bakar fosil karena harga minyak anjlok,” ucapnya.

Kendati begitu, Faisal meyakini,mobil berbahan bakar alternatif akan menjadi pilihan di masa mendatang. Soalnya, cadangan bahan bakar fosil semakin menipis dan langka.

“Oleh karena itu, meski saat ini masih tergantung harga minyak, tapi pengembangan mobil berbahan bakar alternatif adalah keharusan. Karena di masa depan akan sangat dibutuhkan ketika minyak sudah langka,” kata dia.

Terlebih, bahan bakar dari energi alternatif seperti gas bumi dan listrik terbukti ramah lingkungan. Sementara, kesadaran dan tuntutan kondisi mengharuskan masyarakat menggunakan kendaraan yang ramah bagi lingkungan.