Wednesday, August 19, 2015

'Saatnya VW Tutup Mata dan Nekat Dirikan Pabrik'

Jakarta - Cobaan bertubi-tubi pada industri otomotif, ikut berdampak negatif pada investasi produsen mobil Jerman seperti VW yang ingin mendirikan pabrik. Karena iklim investasi belum kondusif, nilai tukar yang anjlok dan faktor lainnya, VW belum berani membuka pabrik di Indonesia.

"Kenaikan bea masuk sudah berdampak pada produk yang belum kita produksi di Indonesia (CBU) yang naik 10 persen. Tapi sebenarnya dampak negatif sudah kita rasakan mulai tahun kemarin. Dengan kurs dan gejolak dunia, membuat pemain seperti kami sangat berat sekali," ujar Chief Executive Officer PT Garuda Mataram Motor atau VW Indonesia, Andrew Nasuri di Jakarta.

Terlebih, lanjut Andrew, tahun 2015 menjadi tahun yang penuh tantangan untuk industri otomotif tanah air.

"Membuat pasar agak slowdown, penjualan kita turun 35 persen. Tahun ini (hingga Juli 2015) penjualan kita belum sampai 400 unit, padahal tahun kemarin (diperiode yang sama) penjualan kami sudah mencapai 600 unit," katanya.

"Begitu juga dengan pabrik di Indonesia, kita masih sulit. Saat rencana sudah matang untuk pembangunan pabrik, penjualan turun. Sehingga perencanaan bisnis kami berubah lagi. Untuk menghitung saja susah," tambahnya.

Namun Adrew mengakui, rencana besar prinsipal VW dan pemerintah Indonesia untuk bisa memproduksi lokal serta memanfaatkan komponen lokal adalah langkah yang tepat untuk VW di Indonesia.

"VW Jerman dan kita (Indonesia) memang harus punya (pabrik VW di Indonesia), untuk memproduksi lokal dan gunakan part lokal itu tidak salah. Memang VW agak telat, padahal di tahun 70'an saat kita berjaya harusnya VW punya pabrik. Dan dalam situasi ini kita selalu ganti business plan, planning tetap ada, kalau ekonomi sudah stabil, kita mesti lihat lagi," katanya.

"Ini harusnya, VW tutup mata dan turun langsung (mendirikan pabrik di Indonesia). Karena Indonesia memiliki peluang besar, pendapatannya makin tinggi (masyarakat), pangsa pasar ada," tambahnya.


(lth/ddn)

0 comments:

Post a Comment